Aku Ingin Berjuang


Seorang pemuda belia dari kabilah Aslam sedang termenung sendirian agaknya dia sedang sibuk memikirkan sesuatu yang membebani hatinya. Pemuda itu bertubuh kuat, gagah, penuh gairah untuk menghadapi masa depan yang penuh berbagai tantangan. Badanya tegap dan kuat, sanggup untuk dihadapkan pada perjuangan seperti yang sedang dilakukan oleh yang lain, jihad fisabilillah. Adakah jalan yang lebih afdol dan lebih mulia dari jihad fisabilillah..? Rasa-rasanya tak ada. Sebab itulah satu-satunya jalan jika memang benar-benar telah menjadi tujuan dan niat suci untuk mencari restu dn ridho Allah SWT. “Demi Allah, inilah satu kesempatan yang sangat baik”, kata hati pemuda itu. Yah,…..sebab disana, serombongan kaum muslimin sedang bersiap menuju juang jihad fisabilillah. Sebagian sudah berangkat, sebagian lagi baru datang, dan akan segera berangkat. Read more of this post

Kemaksiatan, Cermin Hilangnya Wibawa Umat Islam


Penulis : Ustadz Abu Hamzah Yusuf

Tidak diragukan lagi bahwa kehinaan dan malapetaka yang ditimpakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala itu disebabkan karena banyak manusia lalai, merasa tidak bersalah jika melaksanakan dosa dan kemaksiatan. Mereka pun pura-pura tidak tahu bahwa yang demikian itu akan menyebabkan turunnya ancaman dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kepada jalan yang benar.” (Ar-Rum : 41)

Kemuliaan kaum musliminpun terpuruk dikarenakan penganutnya acuh tak acuh terhadap agamanya, yang halal menjadi haram dan sebaliknya, yang haram menjadi halal. Akibat dari semua itu dosa dan kemaksiatan menjadi sarapan pagi, siang dan malam harinya …… Wallahu Musta’an. Read more of this post

Tidak Ada Persaudaraan antara Islam dengan Non Islam


Penulis : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Kategori : Aqidah


Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah atas Nabi Muhammad yang tidak ada nabi setelahnya.

Telah terbit sebuah berita pada lembaran Ukadz No 3031 tanggal 27/8/1394 H,berkaitan dengan pelaksanaan sholat Jum’at di Masjid Qurthubah, disebutkan padanya bahwa perayaan tersebut dilakukan setelah mendapat persetujuan untuk membentuk jalinan persaudaraan dan kasih sayang antara anak-anak dua agama yaitu Islam dan Masehi (Nasrani) .

Sebagaimana pula disebutkan dalam lembaran Ahkbar ‘Alam Islamy no 395 yang terbit tanggal 29/8/1394 H, sebagai berikut “Tidak ragu lagi bahwa amalan ini merupakan wujud keluwesan Islam dan bahwa agama itu satu”, menunjukan bahwa tidak ada persaudaraan dan kecintaan antara Islam dan kafir, akan tetapi kecintaan dan persaudaraan itu hanya ada antara muslimin itu sendiri, dan juga tidak ada persatuan antara Agama Islam dan Nasrani. Read more of this post

Antara Ustadz lupa tetangga dan artis pengumbar aurat


Aku tinggal didaerah tangerang, suatu hari aku maen ketempat temenku di sEputaran tangerang, dimana rumah dia dekat dengan pesantren yang sang kyai cukup terkenal dan banyak punya pengagum. Iseng-iseng ku tanya ke temenku eh si pemilik pesantren tuh kalo sholat dimana?
Apa jawab temenku, si ustadz  mah sholat di tempat dia sendiri kalau gak ada yang manggil, manggil pun kalo gak amplop tebel jg gak mau datang. Aku terkejut mendengar jawaban itu, masak seorang ustadz aja kayak seorang artis gitu, dengan tetangga sendiri saja gak mau kenal.
Temenku malah menambahi waktu ada pengajian dikampung si ustadz diminta mengisi acara tersebut, si ustad menjawab dengan kata ajaib ‘ Insyaallah ‘, ternyata pada hari H si ustad tidak datang, dengan alasan ada job diluar pulau. Aku sungguh terkejut dengan jawaban itu kok seorang yang memiliki kelebihan ilmu malah mengabaikan masyarakat skitarnya.
Saya pernah belajar dan membaca bahwa tetangga adalah saudara, tapi kenapa seorang ustadz telah melupakan hal itu? Apakah materi yang jadi tujuan?
Atau ketenaran dia didunia?
Wallohua’lam kita semua hanya bisa menebak, hanya sang ustadz yang bisa menebak.
Kalau begitu apa beda artis yang berpakaian terbuka kekurangan bahan dengan seorang ustadz kalau begitu, mereka sama-sama manusia yang sudah banyak melupakan pelajaran bersosial dan bermasyarakat. Kalau begitu gak ada gunanya ustadz seperti itu jadi panutan, lebih baek blajar sama ustadz kampung yang masih bisa diajak kerja bakti dari pada ustadz yang sudah banyak melupakan tetangga sekitarnya. Kehancuran umat ditangan ustadz seperti itu. Semoga kesadaran bisa diraih sang ustadz dan kembali kejalan Allah. Amiin

NASEHAT SYEKH MUHAMMAD BIN HADY MADKHALY


UNTUK PARA DA’I SALAFY DI INDONESIA

Alih bahasa : Ummu Fadhil

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وأتباعه بإحسان إلى يوم الدين.

أما بعد:

Allah ta’ala berfirman :

] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً [

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (Q.S al-ahzab: 70-71)

Ayat ini yang selalu diulang-ulang oleh para khatib, mubalig, penceramah dan pemberi nasehat, orang yang tidak bisa membaca selalu mendengarnya dari mereka, terkandung didalamnya seruan dari Allah Jalla wa‘azza kepada hamba-Nya yang beriman, Read more of this post

Wasiat Rosulullah SAW


Inilah salah satu wasiat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang mewarnai kalbu Ibnu Abbas, menghunjam dan mengakar, serta membuahkan keimanan yang mantap kepada Allah. Kita juga melihat bagaimana metode dakwah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam, hal pertama kali yang ditanamkan adalah tauhid, bagaimana seharusnya manusia memposisikan dirinya di hadapan Allah. Manusia seharusnya mencurahkan segala hidup dan kehidupannya untuk menghamba hanya kepada Allah. Tidaklah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam mendahulukan sesuatu sebelum masalah tauhid diajarkan.

Kalau manusia ingin selalu berada dalam penjagaan Allah, maka dia harus ‘menjaga’ Allah. Makna perkataan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam: “Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu…” dijelaskan oleh seorang Ulama’ bernama Ibnu Daqiqiel ‘Ied: “Jadilah engkau orang yang taat kepada Rabbmu, mengerjakan perintah-perintah-Nya, dan berhenti dari (mengerjakan) larangan-larangan-Nya”. (Syarah al-Arba’in hadiitsan an-nawawiyah). Read more of this post